Saturday, 23 December 2017

Keseimbangan Hidup

Ada sebuah pernyataan dari para ahli bahwa olah raga itu penting sebagai keseimbangan hidup. Persepsi itu diambil dari sekian sampel dari kehidupan di kota-kota besar dari sisi sosiologi mempunyai kompleksitas persoalan termasuk kurangnya penyegaran secara fisik berupa olah raga secara rutin dan teratur.

Kembali saya masih berusaha mengkomunikasikan makna rutin dan teratur. Sekilas hampir mirip antara rutin dan teratur. Menurut KBBI rutin berarti hal yang membiasakan dengan pekerjaan dan teratur berarti diatur dengan baik. Lebih sederhananya bahwa olah raga itu lebih baik dilakukan secara terus menerus dan mempunyai aturan yang harus dipenuhi.

Saya pun manggut-manggut atas korelasi antara kesibukan dan berolah raga. Bisa mengerti keadaan di kota besar, hari aktif dari pagi hingga malam bisa jadi benar-benar tidak ada waktu untuk berkomunkasi antar anggota keluarga. Jadi ingat inspirasi iklan teh yang berseliweran di televisi,"Lebih berani bicara dengan Sari Wangi". Seakan memberikan ilustrasi betapa takutnya seorang anak berbicara kepada ayahnya hanya untuk meminta izin bertatap muka secara langsung.

Lalu apa semua orang harus berolah raga?
Menurut saya kok tidak semua orang harus rutin berolah raga. Saya pernah berinteraksi kepada seorang petani saat sedang beristirahat di pinggir sawah. Setelah berbasa-basi ria lalu munculah pertanyaan sepele,
"Pak, nek seumpami teh manis njenengan tak gantos toyo petak pripun?"
"Walah mas, biso semaput mangke kulo"
"Lha kok saged pak?",
"Lha, nggeh pripun?"
"Tenogo macul kulo saking teh manis niki, jhe!"
"Nek digantos nggeh kulone lemes tho mas".
"Ohh, ngaten pak?", saya sepakat mengiyakan.
Sembari memasukan rokok Sukun ke mulutnya kemudian sesekali beliau mengisapnya, lalu...bull...asap rokok keluar. Terasa nikmat, pagi itu.

Bagi beliau segala macam teori kelebihan asupan glukosa dalam tubuh kok saya kira tidak berlaku. Dari semenjak bangun setelah sholat shubuh beliau sudah bercengkrama dengan alam. Tanpa menggunakan alas kaki naik sepeda, kemudian langsung turun ke sawah "macul" beberapa meter persegi. Meskipun belum sarapan tenaganya luar biasa. Maka keseimbangan hidupnya ada pada segelas teh manis bukan lagi dengan olah raga.

Lantas, olah raga itu diperuntukan untuk siapa dan bagaimana bentuknya?
Lebih hematnya, olah raga diperuntukan bagi yang membutuhkan. Kalau hari ini merasa sehat dan tidak membutuhkan olah raga, tidak apa-apa. Kebutuhan berolah raga timbul dari kesadaran fisik seseorang jika itu ditinggalkan tubuh akan merasa kurang 100% menjalankan segala macam aktifitasnya. Artinya letak olah raga bukan lagi sebagai pelengkap tetapi kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai kebugaran tubuh modal memulai aktifitas lainnya.

Bentuk olah raga sangat bervariasi dari aktifitas ringan seperti jalan kaki hingga menekuni bidang olah raga tertentu yang sesuai dengan kegemaran masing-masing. Kecocokan dari berolah raga akan menimbulkan rasa suka, jika itu terjadi maka untuk memulainya pun akan terasa ringan.

Pencapaian keseimbangan hidup dalam berolah raga akan lebih mudah dimengerti dan diterima dengan beberapa keadaan. Di antaranya adalah ada agen (pengajak), sekaligus motivator yang senantiasa mengingatkan dalam rutinitas berolah raga. Berikutnya pencetus untuk segera berolah raga yaitu apabila sedikit demi sedikit nikmat kesehatan mulai berkurang sehingga tahapan ini biasanya paling akhir menuju hidup sehat.




No comments:

Post a Comment