Sudah semakin tua
saja saya menghadapi tahun 2018. Terasa begitu cepatnya tahun 2017 meninggalkan
aktifitas kehidupan. Betambahnya tahun anggapan saya, waktu itu semakin kejam.
Pergerakan waktu lebih cepat dari usaha manusia. Detik jam yang bergerak ke
kanan memutar adalah nafas tiap detik yang terus terakumulasi dari menit, jam,
hari, minggu, bulan dan tahun saya tidak tidak akan pernah kembali. Hari
kemarin telah usai tinggal hari ini, untuk hari esok masih dalam rahasia-Nya
Tuhan, manusia tak akan pernah bisa berkehendak.
Tekanan-tekanan semakin
hari terus mendera. Teman hidup yang belum kunjung dihadirkan, menambah deretan
harapan yang semoga akan bisa segera dikabulkan. Seorang teman memberikan
pernyataan, “Semua itu ada jalannya termasuk mencari teman hidup. Namun kalau
tidak dicari jalannya harapan itu mustahil akan terwujud”, ujar teman agak
mengejek.
Menapaki jalan baru,
melihat samping kanan dan kiri terasa sendiri. Sedang bayang-bayang keindaahan
hari kemarin masih terasa indah, bersama dilalui dengan penuh cinta. Kenyamanan
yang membuat dua hati bisa tergerak satu sama lain, belajar hidup dan memahami.
Pelukan itu terjatuh kembali menerobos dinding kesunyian rasa itu kembali lagi.
Aku harus tersadar ke
arah kebenaran Sang Gusti.
No comments:
Post a Comment