Istilah
kumpul bersama ngobrol ngalor ngidul dengan
para hobi yang sama tentunya akan lebih menarik dan bahan obrolannya tidak jauh
berhubungan dengan hobi tersebut. Apalagi momen hari raya sangat afdhol
dijadikan momen kebersamaan merajut silaturahmi saling memaafkan bisa jadi
sekaligus menambah pertemanan yang semula berteman di sosial media sekarang
bisa bertemu langsung saling mengakrabkan.
Ide
tersebut bagi saya adalah anugerah yang luar biasa karena bersepeda bagi saya
tidak hanya sehat namun menambah pertemanan hingga sangat akrab. Saya tergolong
masih seumuran jagung dibandingkan dengan para goweser (sebutan penghobi
sepeda) veteran artinya ada yang sudah menekuni olah raga ini semenjak tahun
80-an khususnya pada jenis road bike
ataupun free style BMX dan mungkin
jenis sepeda lainnya yang pengetahuan saya sangat terbatas sekali. Oleh
karenanya sebelum lebih jauh lagi dengan penuh kerendahan hati saya mengatakan “Nuwun Sewu...Ngapunten...Permisi...”,
para goweser yang lebih duluan mengenyam pengalaman bersepeda semoga keinginan
saya sowan mengenal lebih dekat agar bisa terlaksana, meskipun hanya dalam
beberapa jam dan mohon waktunya sebentar.
Waktu
yang sebentar dari sekian jumlah waktu dalam setahun yang setiap minggunya
digunakan bersepeda adalah hal yang harus diluangkan sejenak. Dalam setiap
bulan sudah berapa puluh kilometer jarak yang ditempuh diatas kayuhan pedal
membuat rasa lelah semakin menjadi serta keringat terus mengucur deras lalu
bentuk fisik sehat pun alhamdulillah tercapai adanya. Deskripsi tersebut bagi
kita para goweser sudah pernah mengalaminya.
Apa
yang akan dicari setelah mendapatkan manfaat dari bersepeda?
Pertanyaan
itu sering muncul di benak saya disaat saya telah kembali pulang ke rumah. Di hari
yang sama di bagian daerah lain teman-teman kita juga melakukan hal yang sama
khususnya di hari libur Jumat dan Minggu. Ada alasan klasik karena hari
tersebut dimana seseorang membutuhkan
ruang waktu berhenti sejenak dari aktifitas kebiasaanya bagi pekerja ya
bekerja, bagi pelajar ya belajar dan masih banyak alasan hari tersebut ritual
bersepeda terus menjamur diberbagai daerah.
Hal
yang paling kekinian dan sering dilakukan hanya dengan mengunggah foto hasil
gowes seharian ke media sosial. Tentunya bagi saya kebiasaan yang sangat
menyenangkan bahkan kalau ada hal-hal yang diluar biasanya menimbulkan kelucuan
bahkan sangat ingin sekali mengulangi momen kebersamaan tersebut. Unggahan foto
dilihat oleh ribuan anggota komunitas sepeda sehingga ada beberapa yang menekan
menu menyukai sebagai simbol bahwa itu sebagai hal yang tentunya menarik untuk
dilihat. Dari sekian yang melihat dan bahkan berkomentar tidak semuanya telah
mengenal satu sama lain. Kalaupun telah mengerti hanya sekedar tahu tentang
nama atau bahkan tidak sama sekali
Lama-lama
kebiasaan sering mengunggah foto setelah bersepeda mengalami titik kejenuhan.
Meski itu terjadi karena ada beberapa hasil jepretan pose dari teman-teman yang
tersimpan dalam memori kamera. Pada akhirnya pekerjaan ini saya lakukan juga.
Kalau menggunakan kamera DSLR ukuran foto semakin besar namun kalau cukup pakai
kamera pocket bisa lebih irit
pengunaan data internet. Masih ada satu keinginan yang mendasar satu satu
mengadakan event kumpul bareng goweser se-wilayah Pekalongan dan sekitarnya.
Saya ingin sekali merasakan mereka bisa satu acara berkumpul bersama dalam
balutan persaudaraan di momen saling memaafkan lebaran 1438 H, semoga kelak
terjadi!