Di kedai
kopi dan kacang hijau milik Mas Shodikin Muhamad biasanya para
ojek offline ini sering berkumpul. Sembari menunggu penumpang, mereka
duduk-duduk menikmati kopi hitam atau bubur kacang hijau sebagai penghangat
badan. Tidak hanya itu, jaket tebal juga kupluk penutup kepala turut disematkan
di atas kepalanya.
Memang
sangat strategis, daerah perempatan Wiradesa ini. Selain sebagai pusat turunnya
bus dari Jakarta pada malam hari, juga sebagai titik berangkat ke Jakarta ke esokan harinya. Biasanya para kaum pekerja dari kota
pun tak jarang juga mampir sembari istirahat sejenak sebelum menuju ke rumah
tujuan, Kajen, Peninggaran ataupun Kandangserang.
Bagi kaum
nokturnal seperti saya, kopi pahit dan beberapa roti jadul cukup bisa menikmati
hilir mudik bus, truk dan suasana kebut-kebutan raja jalanan Pantura. Tidak
hanya itu, iringan lagu Bung Rhoma Irama tak luput dari kedai yang buka hingga
dini hari, ya ternyata Pekalongan juga cukup eksotis di malam hari.
No comments:
Post a Comment