Jumlah teman, di akun
faceebook saya mencapai 2000 an pertemanan. Di sadari ataupun tidak, hanya 30%
yang pernah mengenal sebagai teman seperjuangan sekolah, teman bermain dan teman
bersepeda. Sisanya adalah teman yang hanya saling bertatap mata melalui foto
unggahan, atau sering disebut teman dari dunia maya.
Privasi pemilik akun
mempunyai otoritas subyektif, ada yang menerima semua permintaan pertemanan, terlebih
lagi ada yang menerima permintaan pertemanan dari semua orang asalkan mempunyai
kesamaan (mutual friend) dan ada juga
yang hanya menerima permintaan pertemanan dari teman yang sudah saling
mengenal.
Ada kelebihan dan
kekurangannya masing-masing dari pengambilan keputusan pertemanan di akun facebook.
Bagi yang menerima semua permintaan pertemanan tentunya postingan status, foto
maupun video sudah konsekuensinya selalu hadir memberikan warna di beranda.
Namun karena itu ada batasan emosional yaitu kedekatan antara pertemanan di
dunia maya dengan pertemanan sesungguhnya. Berkomentar tidak sedekat dengan
kedekatan pertemanan sebenarnya, itu salah satu kekurangan yang sering dialami
para pengguna akun. Maka facebook pun memfasilitasi ikon tanggapan dari tiap
postingan yaitu rasa suka (like), sedih (sad), tertawa dan apresiasi (super).
Fungsi tersebut sebagai respon singkat apabila enggan berkomentar.
Beda halnya dari
pemilik akun yang membatasi pertemanannya dengan yang mengenalnya saja. Maka
jumlah teman di facebook memang jumlah teman secara realnya. Maka batasan yang
hadir adalah etika moral secara umum di dunia maya. Saking sudah mengenalnya
maka tidak jarang mereka saling sahut berkomentar dengan sedikit nada guyon mempererat pertemanannya.
Pilihan dari
privatisasi pertemanan di facebook tidak lain hanya mendekatkan yang jauh,
mengenalkan yang belum kenal, menebarkan kebaikan dan filtrasi terhadap ancaman
devide et empera yang bisa memberikan
dampak perpecahan, tentunya itu semua menjadi PR tersendiri bagi kita
No comments:
Post a Comment