Monday, 7 August 2017

Cakue

Dari sejumlah pedagang cakue dan bolang-baling di Pekalongan lebih seringnya gerobaknya berwarna hijau. Rasa ingin tahu pun tak dapat dihindari sedang pada pagi ini ada kesempatan "ngobrol singkat" bareng ibu pedagang cakue di pertigaan Gandarum Kajen Kabupaten Pekalongan.

"Bu...ten nopo kok gerobak cakue niku biasanipun warnane ijo?", tanyaku sambil buka helm.
"Waduh mas, kulo kok mboten ngertos kok saged ngaten nggeh?", jawab ibu seakan sudah tak mengerti jawaban sebenarnya.
"Nggeh mpun bu...mboten nopo.. wong mboten medal ten Ujian Nasional kok", ucapku sedikit senyum, nada menghibur.

Konon cakue berasal dari daratan china. You Tiao adalah nama umum Cakhwe dalam Bahasa Tionghoa dan sebenarnya diambil dari dialek Zhejiang. Sedangkan dalam dialek Hokkian disebut Cakhwe (wikipedia).

Berbahan dari tepung terigu dan berbagai campuran bahan makanan lainnya membuat lebih rasa gurih saat dinikmati hangat saat setelah digoreng. Ini menyebabkan kue soulmetnya yaitu bolang-baling berasa manis sengaja didaulat sebagai pelengkap rasa menjelang pagi sebagai pendamping sarapan.

Rasanya aku ingin menyapa teman-teman semuanya wa bil khusus kepada orang Jawa Timuran dengan ucapan, "Ini Cak,..kue". Sebagai ucapan rasa penasaran lagi, "Mengapa 5 dari 6 pedagang cakue di Pekalongan berasal dari Blitar?". Betapa heterogen kian masyarakat di daerah Pekalongan dan aku pun bersyukur sedikit bersua dengan mereka.

Foto Muhammad Syukron.v


No comments:

Post a Comment