Pagi
setelah sarapan di warung megono Mbak Jum. Wajah Lek Karyo mengrenyit merasa
aneh. Keganjilan itu saat setelah mendengar Mbah Witro, dukun sunat tersohor di
kampung, sedang ngobrol bersama kliennya melalui ponselnya,
"Jum'at itu hari pendek mas jadi saya tidak bisa ke rumahe njenengan", ungkap Mbah Witro.
"Jum'at itu hari pendek mas jadi saya tidak bisa ke rumahe njenengan", ungkap Mbah Witro.
Setelah
obrolan ditutup, Lek Karyo kemudian berseloroh,
"Mbah Wit, kok sampeyan ngatain Jum'at itu hari yang pendek maksudnya bagaimana?",
"Owalah itu Lek Yo....Jum'at itu kan waktunya terpotong untuk sholat Jum'at jadi kayak lebih singkat!", ujar Mbah Wit.
"Mbah Wit, kok sampeyan ngatain Jum'at itu hari yang pendek maksudnya bagaimana?",
"Owalah itu Lek Yo....Jum'at itu kan waktunya terpotong untuk sholat Jum'at jadi kayak lebih singkat!", ujar Mbah Wit.
Sembari
membetulkan tas kotak perabotan dukun sunat tersebut Mbah Witro mencoba
menjelaskan.
"Jadi
karena sampeyan mempersiapkan sedemikian rupa menjadi alasan hari itu hari pendek
Mbah ?Lho kalau hari biasa emang panjangnya berapa meter?", tanya Lek
Karyo.
"Kok
jadi tanya ukuran panjangnya berapa?kalau hari biasa kan engga ada perisiapan
mandi sebelum ibadah Lek. Jadi lebih simpel,"jawab Mbah Wit.
"Seumpama
sampeyan engga mandi apa masih tetap mengatakan hari pendek Mbah?", tanya
kembali Lek Karyo.
"Yo
masih Lek Karyo, kok kayaknya menarik sekali sepertinya antara hari pendek dan
hari panjang. Kayak Mak Erot saja suka menanyakan panjang dan pendek
ukuran"
"Kalau
hari pendek berarti jamnya engga sampai 24 jam tho Mbah? menurutku sih ini
masalah persepsi saja. Kok engga menamakan hari Jum'at sebagai hari istimewa
saja. Padahal ini kan sebenarnya urusan kebiasaan orang kantoran agar durasinya
lebih bisa slow. Juga sebagai waktu untuk bersantai saja menjelang akhir
pekan", jawab Lek Karyo.
"Walah
bener juga Yo Lek?", sergah Mbah Wit.
"Bagi
pekerja buruh batik malah berharap jika hari Jum'at itu lebih panjang, karena
mereka ingin merasa lebih lama menikmati hari liburan", tegas Lek Karyo.
"Owalah
... Begitu tho, kadang saya ini kok suka ikut-ikutan kebiasaan orang kantor ya
yang engga tahu juntrungnya", jawab Mbah Tris naik sepeda onthel butut
miliknya.
No comments:
Post a Comment