Saya masih mengamati beberapa
sampel tipikal suami ideal idaman para istri. Perhatian, pekerja keras, lemah
lembut, taat beribadah, penurut, baik hati, suka menolong, tidak sombong, suka
menabung dan rajin menjahid. Apabila ada 5 kriteria di atas, cukup Anda sebagai
istri bolehlah senyum-senyum sendiri di balik pintu kamar. Segera urungkan niat
untuk menuntut wajah suami, harus di vermak seperti Lee Min Ho yang konon bikin
"greng", kaum hawa se antero jagad khususnya penggemar drama Korea.
Tidak usah pula suami Anda
dipaksakan untuk menggunakan krim wajah pagi malam, sekedar mengencangkan serta
memutihkan kulit. Kecuali suami Anda seorang esklamud (es klapa muda) eh,
eksmud (eksekutif muda) yang harus bertemu dengan klien bisnis dan penampilan
itu bisa membuat janji proyek segera di acc lalu beberapa hari kemudian
langsung bayaran.
Nyatanya manusia itu tidaklah
sempurna, itulah hipotesis sementara untuk meredam gejolak kesungkanan saya
memulai survei dari setiap pasangan yang terlihat romantis hingga ke media
sosial.
Lalu apa menariknya dari seorang
laki-laki dari pasangan Anda yang disebut sebagai suami?
Laki-laki itu mempunyai habitat
sebagai makhluk luar ruangan dari segala aktifitasnya selain kewajibannya dalam
keluarga. Sejak kanak-kanak laki-laki mempunyai jangkauan bermain lebih jauh
dan lebih ingin tahu hal-hal baru di sekitarnya. Beda dengan perempuan dari
kecil lebih pantas bermain masak-masakan di teras rumah. Karena selama itu
positif tidak lah menjadi alasan untuk terus tumbuh dan berkembang.
Lalu, apakah semuanya itu
berhenti begitu saja?
Menurut saya, itu akan berlanjut
dalam dimensi instrumen serta ruang waktu yang sangat berbeda. Artinya
laki-laki berpotensi mempunyai kecenderungan untuk melestarikan kegemaran
(hobi) dalam rentang waktu yang cukup lama. Bisa jadi, akan bersifat kontinyu
meskipun tetap ada pasang surut durasi "gandrung" terhadap hobinya.
Mengarah ke sisi lain yang tak
kalah pentingnya yaitu biaya, atau orang jawa sering menyebut
"ragad". Saya jadi ingat slogan penyemangat dari penghobi turing
"touring" sepeda motor, "wani ragad, wani turing". Dahi
saya mengkerinyit menafsiri bahwa berjuta-juta biaya modikasi harus sepadan
dengan tekad bulat keberanian turing luar kota bahkan provinsi pantang mundur,
nada tinggi dan berapi-api.
Karena laki-laki lebih suka di
luar ruangan maka segala macam trik cara termasuk "ngibulin" biaya
hobinya, ia masih tetap sebagai juaranya. Di antaranya tips-tips merayu agar
nota kesepakatan dari ibu menteri keuangan bisa segera terealisasikan tanpa
syarat dan keterangan berlaku kepadanya.
Kemudian seperti apa tentang hobi
seorang laki-laki?
Seperti layaknya ketika
anak-anak. Bermain sepeda contohnya mutar-muter meskipun capek tetap saja tidak
bakalan diam. Bisa jadi kecenderungan ini tetap dilestarikan sebagai pesepeda,
pembalap atau lainnya.
Suka merusak mainan atau perabot
rumah tangga. Jangan anggap ini merusak, sisi lain bisa berarti bahwa tingkat
rasa ingin tahunya anak lebih besar. Semua itu bisa berindikasi bahwa hobinya
akan tidak jauh dari otomotif suka memodifikasi kendaraan meskipun pada
akhirnya terima bongkar tidak terima pasang.
Kalau anak suka jalan-jalan
menyusuri desa layaknya SI BOLANG maka bisa jadi akan diteruskan sebagai
seorang traveller bisa melancong ke pelosok negeri, itu nasibnya berpihak,
kalau tidak ya cukup nganter istri berlibur ke mall katanya pahalanya berlipat
ganda.
Patut dicermati lebih dalam
apabila semenjak kecil anak laki-laki Anda menyukai film kartun, robot serta
game baik dari android. Bisa diprediksi hobi nantinya tidak jauh yang namanya
menonton maen game, nonton film kartun dan mengkoleksi robot-robotan hingga
satu almari penuh.
Lalu apa tugas seorang istri atas
fenomena naluri dari seorang suami?
Jawabannya simpel dan tidak harus
mengeluarkan energi terlalu banyak. Tarik nafas dalam-dalam, lalu kecup kening
suami.
InsyaAllah suami akan terus setia
menjalankan amanatnya karena menurutnya selama hobi itu positif maka karaoke
dan club malam akan tetap buka, namun suami Anda tidak akan masuk dalam list
razia satpol Pamong Praja, pada ke esokan hariya.
Terakhir...
Tidak ada hobi murah, kecuali hobi
"ngrasani" yaitu meng-ghibah, mendiskusikan kejelekan orang lain.
Malah apabila hobi tersebut dipelihara dengan baik, maka nominasi sebagai juara
"tukang maido" bisa diraih dari skala rumah tangga membahas hijaunya
rumput hingga selimut tetangga. Sampai sekala nasional ngerumpi bicara
perpolitikan lalu men-share berita yang tak jelas jluntrungnya. Semoga statemen
terakhir tidak terjadi pada suami zaman now seperti Anda.
No comments:
Post a Comment