Entah saya harus belajar bersama
dengan beliau meskipun dimulai dari dini hari sekedar ngobrol ngalor-ngidul tak
jelas jluntrungnya. Kesempatan yang tiap harinya cuma dalam aktifitas membeli
bensin dalam batasan waktu yang singkat. Ini membuat lebih penasaran tentang
keramahan bahkan menjadi motivasi bagi sejawatnya.
"Bang... bensin 1
botol", biasanya pintaku kepada beliau.
"Ohh..ya mas,..meh neng endi kiye Mas?", jawabnya sambil cengingas cengingis membawa botol beserta corong plastik yang ujungnya dikasih selang.
"Ohh..ya mas,..meh neng endi kiye Mas?", jawabnya sambil cengingas cengingis membawa botol beserta corong plastik yang ujungnya dikasih selang.
"Biasa Bang...ngukur
dhalan.."sambil buka masker bales cengengesannya bergaya speak-speak zero
(omong2 kosong) yang saya pun tahu ini hanya sekedar trik SKSD berkepanjangan.
Tanpa diperintah kemudian Bang
Edi menutup tangki bensin dan kemudian beliau bilang, "Uwes mas..."
kemudian berlalu, tanpa menagih uang.
Sebagai pembeli yang budiman,
tentunya juga gak mau ngeluyur bablas begitu saja. Mau tidak mau harus
menyandarkan motor ke samping kemudian memberikan sejumlah uang sebagai alat
pembayaran yang sah menurut undang-undang.
Dialektika singkat tersebut
ternyata membuat pelanggannya bergantian terus mengisi bensin di tokonya hingga
sekarang meski di bombardir sana-sini dengan model bensin menggunakan mesin
pompa PERTAMINI listrik.
Di antara pedagang bensin eceran
yang belum penuh terisi 1 botol, Bang Edi sudah berani spekulasi dengan mengisi
penuh botol bensin tanpa disisakan ruang udara bagian atas. Cara ini dilakukan
sudah 7 tahun berjalan dengan usaha dagang yang beliau tekuni.
Saya terus mengamati polah
tingkah bapak 2 anak ini yang juga mempunyai hobi naik motor Honda Grand Livina
tahun 1996 yang kemarin saja konon baru di ganti lampu LED, tegas beliau dalam
percakapan memodifikasi motor kesayangannya.
Kalau di jadikan sebuah
penelitian kuantitatif hasil pengambilan data telah mengalami masa observasi
selama 7 tahun. Artinya saya bisa menentukan bahwa ada korelasi antara
memberikan sesuatu yang lebih kepada pelanggan terhadap kepuasan pelanggan yang
berkelanjutan. Terlalu jlimet dan teoritis dan itu kalau saya jadikan skripsi
paling cuma di lirik oleh kaum teoritikal dan diberi senyum paksaan.
Upaya beliau kini membuahkan
hasil dari seluruh pedagang bensin eceran hampir 90% sudah meniru hal sepele
yang dilakukan oleh Bang Edi. Satu botol penuh sebagai syarat utama penjual
bensin eceran tanpa ada pengurangan ruang penguapan.
Namun semuanya itu tidak pernah
bisa meniru cara keramahan serta logat SKSD nya yang garing. Cara ini seolah
olah sudah menjadi standar opersionalnya (SOP) dengan menutup kembali tanki
saat setelah melakukan pengisian bensin. Menurut saya sampai saat ini hanya
Bang Edi yang bisa melakukannya.
No comments:
Post a Comment