Tadi siang Lek Karyo mengikuti ujian mata kuliah
sosiologi dasar. Dalam mata kuliah itu ada 3 dosen pengampu yang masing-masing
memberikan soal ujian di waktu yang sama.
Posisi menentukan prestasi adalah motto Lek Karyo.
Karena itu sedari pagi, beliau merencanakan strategi agar bisa nyontek Kang
Mandon dan Lek Tohirin, keduanya duduk di belakang Lek Karyo.
Di akhir sebelum tanda masuk ujian dimulai. Mereka
bertiga mengatur siasatnya dengan kode tangan. Dengan ditutupi nomor ujian, Lek
Karyo berjalan menuju kelas sambil membisiki Lek Tohirin.
"Lek Tohirin...mengko nek tanganku garuk-garuk
rambut mburi berarti aku butuh jawabanmu banjur mengko kertas jawabanmu tak
jupuk yo!", pesan Lek Karyo.
Kang Mandon cengar-cengir melihat strateginya Lek
Karyo di ujian kali ini.
"Siiiipp beressss.....beressss....ojo
khawatir, the show must go on, Bro!", jawab Lek Tohirin penuh yakin.
Ujian semesteran berjalan. Setiap peserta
mendapatkan 3 lembar soal dan 3 lembar kertas jawaban. Awalnya keadaan ujian
berjalan tertib, semua peserta serius. Pandangan tertuju pada lembar soal
ujian. Namun, setelah 30 menit berjalan peserta mulai gelisah. Demikian Lek
Karyo yang slundap-slundup kepalanya kedepan dan menggeser posisi duduknya
hingga kepalanya menoleh ke belakang.
Memang benar, tangan Lek Karyo menggaruk-garuk
kepalanya. Namun Lek Tohirin tidak menggubris atas tingkahnya Lek Karyo. Aksi
pertamanya gagal setelah pandangan pengawas ujian tertuju ke muka bingungnya
Lek Karyo.
Pada akhirnya Lek Karyo mulai cemas karena waktu
ujian sebentar lagi akan habis.
"Lek Tohirin....Endi jawabane?", bisik
Lek Karyo.
"Durung rampung, Lek...sedilut maneh",jawab Lek Tohirin pelan.
"Durung rampung, Lek...sedilut maneh",jawab Lek Tohirin pelan.
Saking engga sabarnya Lek Karyo membalikkan
badannya dan sesegera itu lembar jawaban milik Lek Tohari diambil dari meja
ujiannya.
Tapi naas dari aksi Lek Karyo itu, diam-diam
pengawas ujian mengetahuinya. Memang cerdik juga pengawasnya. Dia baik hati
dari raut mukanya yang murah senyum. Dia tidak akan membuat malu Lek Karyo di
hadapan peserta ujian lainnya.
Setelah bala bantuan datang, lembar jawaban ujian
Lek Tohirin segera di salin oleh Lek Karyo. Jawabannya cukup panjang, hingga
satu halaman kertas folio penuh bukan kepalang.
Saking fokusnya mencatat jawaban ujiannya Lek
Tohirin, Lek Karyo tidak menyadari bahwa pengawas telah berada di sampingnya,
kemudian berkata,
"Karyo....kamu itu ya lucu....lucu...sekali...
teman sampingmu kertas jawabannya ada 3 lembar, depan mejamu jawabannya 3
lembar. Ini kok kamu ada yang aneh. Lembar jawabanmu ada 4 lembar. Kamu mbok
jangan terlalu rajin menjawab soal.... Karyo....Karyo.....",
Mukanya Lek Karyo langsung mlotrok, keringat
dinginnya mulai keluar sebiji kurma. Sambil gugup Lek Karyo menjelaskan.
"Hee....ini anu....pak...."
"Ana...anu...ana....anu....itu punya Tohirin tho?"
"Iyyaaa....pak...."
"Udah kembalikan sana ..."
"Kamu itu kalau mau nyontek mbok yang cerdas dikit napa?",
"Ana...anu...ana....anu....itu punya Tohirin tho?"
"Iyyaaa....pak...."
"Udah kembalikan sana ..."
"Kamu itu kalau mau nyontek mbok yang cerdas dikit napa?",
Lek Tohirin dan Lek Mandon tertawa cekikan melihat
Lek Karyo tertangkap basah.
Selamat Hari Pendidikan Nasional
No comments:
Post a Comment