Tuesday, 7 May 2019

Bangun Tangi

Saking asyiknya karena semalaman berada di masjid, Lek Karyo hingga pukul 01.00 WIB dini hari baru masuk rumah. Menggunakan sarung yang menutupi kepala hingga badannya, Lek Karyo tertidur pulas di ruang tamu.
Istri Lek Karyo yaitu Lek Lastri sudah mulai terjaga ketika alarm berbunyi menunjukan pukul 02.30 WIB. Ditemani anak perempuannya Romlah yang kini sudah duduk di kelas 3 SMP. Mereka menyiapkan sahur dihari pertama puasa.
Kali ini, Lek Lastri hanya memasak telur dadar dan menumis tempe. Lantaran jarum jam sudah mendekati pukul 03.30 beliau masih tidur di depan televisi. Jarak dari dapur hingga ruang tamu hanya 5 langkah. Sambil wira-wiri masak, Lek Lastri berucap membangunkan Lek Karyo.
"Pak....pak...wes meh jam 04.00 ayo ndang sahur!", sahutnya.
Ucapan tersebut berulang dan Lek Karyo pun tiada mendengar ucapan Lek Lastri. Tanda pergerakan badan dari tidurnya pun, belum terlihat. Setelah masakan sudah mulai matang, Lek Lastri sudah menyerah mencapai titik nadirnya. Kemudian langkah terakhir bagi Lek Lastri yaitu lebih mendekat ke arah Lek Karyo, kemudian mengusap kepalanya lalu berkata,
"Pak....pak....ayo sahur...wis meh jam 04.00 kok, selak imsak mengko!", pinta Lastri.
"Hhmmmm.....hmmm....", Lek Karyo menjawab lirih.
"Pak....ayo...tangi...tangi...tangi...!"
"Tangi piro, Bu?", respon Lek Karyo tiba-tiba reflek.
"Lha....kok gene piro?", jawab Lek Lastri kaget.
"Lahh.....jare ibu pengen utang?"
"Kok utang...wong genah tangi.....tangi...kok!"
"Ohh....lha...kuwi...mau ibu ngomong...Pak tangi....Pak tangi....!,
"Tangi Pak,....Tangi Pak...uduk utang",
"Owalah...tak kiro isuk-isuk wes meh jaluk utang...!", jawab Lek Karyo sambil mesam-mesem.

No comments:

Post a Comment