Tuesday, 7 May 2019

Hutang dan Memohon Maaf


Bagi saya, ada beberapa hal yang urusannya paling panjang dalam hidup yaitu hutang dan memohon maaf. Banyak ataupun sedikit mengenai berhutang memang sangat relatif subyek nominalnya.
Saya selalu ingat betul kata-kata Pak Lebe (Modin), dalam setiap upacara kematian, "Hal-hal yang menyangkut hutang-piutang biarkan menghubungi langsung ke pihak ahli warisnya". Kata-kata sakti itu yang selalu teringat ketika saat saya berhutang.
Orang hidup berinteraksi sosial kiranya tidaklah lepas begitu saja dengan urusan hutang piutang. Jika nominalnya dianggap besar biasanya tidaklah lupa begitu saja. Yang paling berbahaya adalah hal apabila nominalnya recehan bisa membuatnya lupa dan urusannya sangat panjang.
Begitupun memohon maaf kepada sesama manusia maka urusannya pun akan dipertimbangkan. Apabila kesalahannya berupa yang disengaja, dengan penuh kesadaran maka baiknya memohon maaf. Yang paling berbahaya adalah hal kesalahan receh yang menyakitkan hati dan perasaan orang lain yang diam-diam orang tersebut menyimpan dendam.
Saya meyakini, bahwa Tuhan suatu saat akan bertanya tentang hubungan keseharian kita dengan orang lain. Maka tentunya kita, sangat tidak berada di batas ketenangan apabila masih ada orang lain yang merasa tersakiti oleh kesalahan.
Oleh karena itu, di hari menjelang bulan Ramadhan ini akibat tindakan, tutur kata lisan, maupun segala hal akibat ulah jari tangan saya di media komunikasi dan media sosial. Saya berharap atas luasnya samudra permohonan maaf sebesar-besarnya atas kesalahan saya dan apabila saya masih ada hutang kepada mas, mbak ataupun siapa saja mohon saya di ingatkan.
Pekalongan, 5 Mei 2019
"Marhaban ya Ramadhan"

No comments:

Post a Comment