Bagi saya, ada beberapa hal yang urusannya
paling panjang dalam hidup yaitu hutang dan memohon maaf. Banyak ataupun
sedikit mengenai berhutang memang sangat relatif subyek nominalnya.
Saya selalu ingat betul kata-kata Pak Lebe
(Modin), dalam setiap upacara kematian, "Hal-hal yang menyangkut
hutang-piutang biarkan menghubungi langsung ke pihak ahli warisnya".
Kata-kata sakti itu yang selalu teringat ketika saat saya berhutang.
Orang hidup berinteraksi sosial kiranya
tidaklah lepas begitu saja dengan urusan hutang piutang. Jika nominalnya
dianggap besar biasanya tidaklah lupa begitu saja. Yang paling berbahaya adalah
hal apabila nominalnya recehan bisa membuatnya lupa dan urusannya sangat
panjang.
Begitupun memohon maaf kepada sesama manusia
maka urusannya pun akan dipertimbangkan. Apabila kesalahannya berupa yang
disengaja, dengan penuh kesadaran maka baiknya memohon maaf. Yang paling
berbahaya adalah hal kesalahan receh yang menyakitkan hati dan perasaan orang
lain yang diam-diam orang tersebut menyimpan dendam.
Saya meyakini, bahwa Tuhan suatu saat akan
bertanya tentang hubungan keseharian kita dengan orang lain. Maka tentunya
kita, sangat tidak berada di batas ketenangan apabila masih ada orang lain yang
merasa tersakiti oleh kesalahan.
Oleh karena itu, di hari menjelang bulan
Ramadhan ini akibat tindakan, tutur kata lisan, maupun segala hal akibat ulah
jari tangan saya di media komunikasi dan media sosial. Saya berharap atas
luasnya samudra permohonan maaf sebesar-besarnya atas kesalahan saya dan
apabila saya masih ada hutang kepada mas, mbak ataupun siapa saja mohon saya di
ingatkan.
Pekalongan, 5 Mei 2019
"Marhaban ya Ramadhan"
No comments:
Post a Comment