Cara
mengobati kangennya suasana Bandung salah satu menikmati sajiannya. Wedang
bandrek. Ya, tindakan yang sangat absurb ketika kesempatan serta uang piknik ke
Bandung belum teralokasikan, membeli wedang bandrek instan adalah solusinya.
Berbahan
dasar jahe dan gula aren ditambah cengkeh sedikit krimer wedang bandrek ini
dibuat. Rasa pedas jahenya berasa saat di tenggorokan. Sedangkan karakteristik
krimernya akan timbul saat setelah meminumnya. Bisa kebayang, wedang bandrek
begitu nikmat dihidangkan selagi panas, kemebul dalam cangkir bersama ubi
Cilembu, kenikmatan tiada tara tanpa ke Bandung naik KA Harina.
Patutnya
siang ini saya berterima kasih baik dari beberapa ahli hingga wedang bandrek
ini bisa siap saji. Kepada sang empu resep, bagian kemasan, desain grafis serta
jasa ekspedisi mereka bekerja sama agar produk unggulannya bisa dinikmati oleh
daerah lain.
Dari
sisi kemasan wedang bandrek ini sudah menarik. Bentuknya persegi panjang
berbalut kertas berwarna coklat. Desain yang membuat seseorang penasaran dari
segi isi serta rasanya. Langkah ini musti diperhitungkan dari segi ukuran serta
estetikanya. Saya meyakini kontribusi seorang desain grafis memadukan jenis
huruf, warna serta penempatan dalam kemasan agar terlihat menarik.
Sang
empu juga menjamin rasa dari kualitas produk. Dari beberapa produk yang pernah
saya beli, baik dari segi rasa tidak pernah berubah. Pengaruh lain mungkin
karena dari pengepakan dengan plastik yang dipres sehingga serbuk wedang minim
udara. Dari kantong utama kemasan terdapat 3 lapisan. Dua lapisan berbahan
kertas dan yang terakhir berbahan plastik, sangat memperhatikan sisi kualitas.
Menikmati
wedang bandrek kini hanya tinggal menyeduhnya dengan air panas. Mengenang
Bandung dengan pesonanya. Tidak hanya itu, berbagai apresiasi para tokoh yang
bisa membawa Bandung lebih baik, hingga sekarang.
No comments:
Post a Comment