Teknologi
turut andil dalam pembuatan bentuk tulisan. Sebelum komputer menjamur, mesin
ketik menjadi andalan para pembuat karya tulisan. Bahkan bentuk naskah teks
proklamasi pun setelah ditulis tangan, ditulis kembali menggunakan mesin ketik.
Era
mesin ketik tak lepas dari tinta berbentuk pita putar dan bunyi khas rel papan
kertas serta bunyi "ting" di akhir margin ketikan. Tentunya seseorang
ketika mengetik lebih berhati-hati dan fokus menghindari kesalahan pengetikan.
Dari
sifat kehati-hatian itu bergantung pada fokus cara
membaca dan mentransfer tulisan ke papan ketik. Jadi kualitas hasil ketik
bergantung seberapa besar kesalahan pengetikannya. Semakin banyak koreksi
"tipe-x" menandakan kemampuan teknik mengetiknya harus ditingkatkan.
Poin lain dari karya ketik ini sangat tidak mudah digandakan.
Berbeda
dengan era komputer, melalui alat ini banyak sekali manfaatnya baik segi
estetika ataupun teknik penggandaannya. Nilai estetikanya banyak modifikasi
jenis huruf sedangkan dari tekniknya dokumen bisa lebih mudah digandakan dalam
jumlah tak terbatas.
Sisi
negatif dari perkembangan era komputer, yaitu pengkerdilan rasa disiplin ketika
menulis. Ada jarak antara proses mengetik dengan hasil pencetakan atau istilah
kerennya bukan riil hasil ketik. Dari keadaan ini ketikan boleh salah karena
bisa mengkoreksinya langsung dengan memencet tombol "delete". Hal
lain yaitu budaya "copy paste" yang sering dilakukan tanpa dasar
faedah kepenulisan yang ada.
No comments:
Post a Comment